Baru baru ini, kampus saya.. UGM akan bersiap untuk menerapkan kebijakan baru yaitu memberlakukan tarif parkir kepada kendaraan yang masuk ke areal kampus UGM . Walau sudah agak lama juga isu ini dibicarakan sih, tapi aku pengen membahasnya di sini . Yang saya rasain kebijakan kebijakan yang sedikit "aneh" menurut saya ini bermunculan setelah kepemimpinan bapak sofian effendi berakhir . Kemudian kedudukan rektor digantikan oleh bapak Sujarwadi . Bapak dengan rambut putih ini selalu berpenampilan sederhana . Menurut cerita orang dan pengamatan saya beberapa kali, bapak satu ini sangat rendah hati, sederhana dan bersahaja
Ketika sebuah stasiun televisi mewawancarai beliau di kediamannya, beliau hanya mengenakan kaos "tukang" dan memakai bawahan sarung . Dari cerita ibu teman saya yang merupakan teman lama bapak sujarwadi, ketika ada suatu acara beliau biasanya meminta camilan hanya berupa kacang dan pisang rebus . Masakan yang diminta pun hanya makanan "ndeso" sejenis sayur lodeh, dll .
Kembali pada kebijakan tadi . Beberapa kebijakan yang telah ditempuh oleh bapak rektor ini diantaranya adalah penutupan beberapa ruas jalan menjadi jalan satu arah seperti pada jalan sosio humaniora dan sosio yustisia . Kemudian penutupan kawasan rektorat / balairung dari kendaraan bermotor . Ada juga kebijakan lain seperti pemindahan Pedagang pedagang PKL dari seputaran boulevard dan jalan olahraga ke dalam satu tempat yaitu Gama food court.
Nah, kebijakan baru baru ini kemudian yang sempat menimbulkan kontroversi . Yaitu pemberlakuan tarif parkir kendaraan bermotor dan akses jalan masuk terpadu yaitu melalui boulevard . Sementara ini kebijakan akan diberlakukan terhadap kendaraan roda empat saja . Tetapi tidak menutup kemungkinan nantinya akan diberlakukan juga kepada kendaraan roda dua . Sejauh ini saya melihat setuju setuju saja . Menurutku, setiap kebijakan pasti ada pro dan kontra nya itu sudah merupakan hal yang biasa . Setiap kebijakan pasti memiliki maksud dan tujuan sendiri . Tidak mungkin si pembuat kebijakan ini mempunyai maksud yang buruk ( dalam hal ini rektor UGM kepada mahasiswanya ). Saya percaya percaya saja . Asal kita melihat dari sisi positifnya, pasti kita tidak perlu risau menanggapi kebijakan tersebut. Toh sementara ini hanya akan diberlakukan untuk kendaraan roda empat saja. Buat aku, ngapain sih ke kampus pake bawa2 mobil segala ?? mau kuliah ato mau pamer kekayaan orang tua ??
Ya, semoga saja dari kebijakan ini akan mendorong mahasiswa UGM untuk lebih bersikap intelektual. Tidak hanya mengandalkan ego, tapi juga berpikir jauh ke depan. Ngapain sih capek capek panas panasan demo di bunderan, di Tugu, dll. Kalo masih ada jalan mediasi, kenapa tidak dilakukan lebih dulu.. .
Kalo kata saya mah, "Kaya Orang Susah aja".. hahaha